PENGUKURAN GERAK SENDI TUBUH MANUSIA (Range of Motion)

PENDAHULUAN

Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan; inaktivitas atau imobilitas.

Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelenturan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi.1,2,3

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Pengertian

Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Range of motion (ROM) diukur dalam rentang gerak aktif (AROM) dan rentang gerak pasif (PROM). AROM didefinisikan sebagai rentang gerak ketika seseorang menggunakan kekuatan otot untuk mempengaruhi gerakan pada sendi.

Sementara PROM adalah rentang gerak yang dicapai ketika pemeriksa menerapkan kekuatan eksternal ke anggota tubuh seseorang. Perbedaan antara AROM dan pengukuran PROM menunjukkan perlekatan tendon, kelemahan (kekuatan menurun relatif terhadap jaringan artikular yang ketat), keterlibatan saraf, atau nyeri.1,2,3

  • Jenis-jenis latihan ROM
  • Active ROM (AROM)
  • Passive ROM (PROM)
  • Active-Assistive ROM (A-AROM),
    • adalah jenis AROM yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan.2,3,6

Pemeriksaan ROM aktif maupun pasif yang melibatkan persendian yang besar berhubungan dengan kelompok otot tertentu. Penilaian kekuatan otot dapat dilakukan secara simultan. Penilaian kekuatan otot dapat dilakukan dengan merasakan tahanan yang terjadi dari gerakan yang diberikan. Tingkat kekuatan otot dapat dinilai pada tabel berikut:4,5

  1. Active ROM:2,3,4,6
    • Indikasi:
      1. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
      2. Pada saat pasen memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AAROM
      3. AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik
      4. AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan dibawah daerah yang tidak dapat bergerak
    • Sasaran
      1. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM serupa dengan AROM.
      2. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
      3. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
      4. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
      5. Membantu kelancaran sirkulasi
      6. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
      7. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
      8. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
      9. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
      10. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak volunter.
    • Sasaran spesifik:
      1. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat.
      2. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.
      3. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian.
      4. Meningkatkan sirkulasi .
      5. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik
  2. Passive ROM2,3,4,6
    • Indikasi Pada daerah di mana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
    • Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
    • Sasaran:
      1. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
      2. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
      3. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
      4. Membantu kelancaran sirkulasi
      5. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
      6. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
      7. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
        Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasen
      8. Kegunaan lain dari PROM Pada saat memeriksa:
        • Menentukan keterbatasan gerak stabilitas sendi
        • Menentukan elastisitas otot dan jaringan ikat sendi
        • Untuk memberikan contoh gerakan aktif Pada saat mempersiapkan pasien untuk melakukan latihan dengan teknik peregangan
      9. Keterbatasan Latihan ROM Passive ROM tidak dapat:
        • Mencegah atrofi otot
        • Meningkatkan kekuatan dan daya tahan
        • Membantu sirkulasi
      10. Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM:
        • Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila Gerakan dapat mengganggu proses penyembuhan cedera
          ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasen atau kondisinya membahayakan (life threatening)
      11. Prinsip-prinsip penerapan teknik ROM Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan
        • Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasen, tentukan prognosis, pencegahan serta rencana intervensi
        • Tentukan kemampuan pasen untuk mengikuti program
        • Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan
        • Tentukan pola gerak ROM
        • Pantau kondisi umum pasien
        • Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi
        • Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan
        • Penerapan Teknik ROM Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan
        • Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan
        • Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai terdapat resistensi/tahanan jaringan
        • Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10 repetisi.
        • Pada AROM
          1. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila dibutuhkan
          2. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan.
          3. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia
        • Pada PROM
          1. Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (terapist atau mesin)
          2. Tidak terdapat resistensi aktif dari penderitaGerakan dilangsungkan di dalam ROM yang mana terdapat rentang gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan
  3. Pengukuran ROM2,3,4,5,6
    • Untuk memperoleh tingkat keakuratan yang baik, pengukuran ROM dapat dilakukan dengan menggunakan Goniometer.
    • Goniometer terdiri dari dua lengan lurus yang berpotongan dan membentuk sudut seduai derajatnya.
Alat Goniometer untuk pengukuran ROM

Range of Motion of the Cervical Spine

Ekstensi: 550 dan Fleksi: 0-450
Fleksi lateral: 0-400
Rotasi: 0-700

Range of Motion of the Shoulder

Forward Flexion: 1800 dan Hyperekstension: 0-500
Abduksi:0-1800 dan Adduksi: 0-500
Internal Rotasi:0-900 dan Eksternal Rotasi: 0-900
Shrugged shoulder

Range of Motion of Elbow

Fleksi: 0-1600 dan Ekstensi: 1800
Supinasi: 0-90 dan Pronasi: 0-900

Range of Motion of the Hand and Wrist

Hiperekstensi metacarpophalangeal: 0-300 dan Fleksi metacarpophalangeal: 0-900
Gerakan Fleksi (ibu jari menyentuh ujung jari lainnya dan pangkal jari kelingking)
Gerakan fleksi (membentuk kepalan)
Gerakan abduksi jari-jari (melebarkan dan merapatkan sela jari)
Fleksi (pergelangan tangan): 0-900 dan Ekstensi (pergelangan tangan): 0-700
Radial motion: 200 Ulnar motion: 550

Range of Motion of the Thorakal and Lumbar Spine

Fleksi: 0-750
Hyperekstensi: 0-300
Lateral bending: 0-350
Internal dan External Rotasi 0-550

Range of Motion of the Hip

Fleksi: 0-900
Hiperekstensi: 0-300
Fleksi (lutut di fleksikan): 0-1200
Abduksi: 0-450 dan Adduksi: 0-300
Eksternal Rotasi: 0-450
Internal Rotasi: 0-400

Range of Motion of the Knee

Fleksi: 0-1300 dan Hiperekstensi: 0-150

Range of Motion of the Foot and Ankle

Dorsofleksi:0-200 dan Plantarfleksi: 0-450
Eversi: 0-200 dan Inversi: 0-300

Abduksi: 0-100 dan Adduksi: 0-200

DAFTAR PUSTAKA

  1. Noor Helmi, Zairin, 2012; Buju Ajar Gangguan Muskuloskeletal; Jilid 1, Salemba Medika, Jakarta
  2. Apley, A.G. and Solomon., L., 2010; Apley’s Sistem of Orthopedaedics and Fractures, Ninth Edition, Hodder Education, an Hachette UK Companny, London
  3. Trumble, Thomas E., MD; Rayan, Ghazi M., MD; Budoff, Jeffrey E., MD; Baratz, Mark E., MD; Slutsky, David J., MD. Principles of Hand Surgery and Therapy. Third Edition.Copyright © 2017 by Elsevier, Inc. All rights reserved. Di akses pada tanggal 16 mei 2018:https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323399753150010?scrollTo=%23hl0000658
  4. Ball J.W; Dains J.E; Flynn J.A;Solomon B.S; Stewart R.W;. Seidel’s Guide to Physical Examination. Eight Edition. Elsevier. Di akses pada tanggal 16 mei 2018:https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323481953000220?scrollTo=%23hl0001473
  5. Darrof R.B;Jankovic J; Mazziotta J.C;Pomeroy S.L;. Bradley’s Neurology in Clinical Practice. Seventh Edition. © 2016, Elsevier Inc. All rights reserved. Di akses pada tanggal 16 mei 2018: https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323287838000272?scrollTo=%23hl0000332
  6. https://learnmuscles.com/blog/2017/08/14/general-orthopedic-assessment-range-motion-manual-resistance-assessment-neck/ diakses pada tanggal 16 mei 2018
Tags :

About the Author

Hendrian Chaniago

Hendrian Chaniago, orang minang asli, tinggal di Makassar, sebagai dokter anggota Polri, atau anggota Polri yang merangkap sebagai dokter, dan juga dokter spesialis ortopedi & traumatologi konsultan pinggul dan lutut (Hip and Knee) Alamat Praktek : RS. BHAYANGKARA MAKASSAR (07.00 S/D 15.00 WITA). RS. HERMINA MAKASSAR (16.00 S/D 18.00 WITA).RSUD. HAJI MAKASSAR (15.00 S/D 16.00 WITA).Silahkan berkonsultasi dengan mengisi kolom komentar yang disediakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *